Sajak Buat Ayah

Andai saja aku tau begini perih rasa kehilangan; tidak aku sia-siakan barang sesaat pun untuk menatap wajah-mu. Tidak juga aku membiarkan sekelip kelopak mata ini menghalang pandangan ku dari merenung-mu. 

Sungguh, telah aku siakan seluruh hidup ku untuk tidak bersama-mu. Benar ayah; sewaktu hidup-mu aku merasakan kau terlalu salah dalam semua hal. Dan aku; aku lah yang paling benar. Aku lah yang berhak menentukan apa yang aku lakukan.

Sungguh ayah; ketika aku melihat tubuh-mu yang dibaluti kafan perlahan-lahan hilang dikambus tanah, aku mulai sedar. Aku yang salah, ayah. Aku yang terlalu salah dalam semua hal. Dan kau; kau lah yang paling benar dalam mengajar-ku.

Ayah, bagaimana bisa aku menebus tiap yang sia-sia itu sedang kita tidak lagi bisa bersua muka? Bagaimana bisa rindu ini terlunas sedang bukan lagi kudrat kita untuk berjumpa?

Maafkan aku; ayah. Kerana telah menjadi hal yang mengecewakan sewaktu hidup-mu.

Maafkan aku; ayah. Semoga Tuhan sudah menadahkan syurga buat-mu.


Disember 18, 2015

No comments: