Perempuan-ku, Laila
Waktu saya menulis ini
Jantung saya dipenuhi dengan pelbagai rasa
Yang saya sendiri tidak tahu untuk dicerita
Perempuan-ku, Laila
Saya menyayangi kamu itu lebih dari seorang saudara
Yang saya anggap adalah diri saya yang ke-dua
Di mana sakit-sakit kamu
Sakit-sakit saya juga
Tawa-tawa kamu
Adalah tawa saya juga
Laila,
Kebisuan saya selama bertahun ini bukanlah berarti permusuhan
Bukanlah juga kebencian
Tetapi ruang untuk betulkan kesilapan
Kita sudah dewasa, Laila
Persahabatan itu bukan lagi anak patung atau bantal peluk
Saya masih ada, Laila
Di dalam doa-doa
Saya masih menyebut
"Buat perempuan-ku, Laila"
No comments:
Post a Comment